Rabu, 19 Juli 2017

hanya sekilas coretan lama



Story
Putri tak pernah menyangka, kata-katanya yang bermaksud untuk memberi candaan kepada sang pacar ternyata berbuah kepedihan.Sang pacar justru malah tersinggung dan marah padanya.
Putri terpuruk dalam kesedihan, meratapi  diri sendiri. Ia tak mampu  berbuat apa pun, hanya menangis  dan menangis. Ingin bercerita pada mama ia malu, bercerita pada Kak Dika tak mungkin. Kak Dika juga sekarang telah berkeluarga
“ Kenapa sih kamu tu cepat banget ngambeknya?” Putri bergumam dalam hati
Benar- benar hari yang tak terbayangkan.Malam  yang diharapkan menjadi malam yang paling membahagiakan justru berbuah sakit dalam hati Putri hingga ia tak dapat tidur semalaman.
Keesokan harinya Putri berangkat kesekolah dengan setengah hati.Ia masih tak habis fikir, kenapa seorang Eza teganya mengatakan kata putus hanya karena merasa Putri sudah tak percaya lagi padanya. Padahal Putri sangat mempercayai kekasihnya itu.
Di sekolah, ucapan selamat datang dari semua teman-temannya,
“Pagi Put, Happy birthaday ya, semoga semua harapan dan impian kamu tercapai serta tambah di sayang sama Eza?” ujar Lia, sahabatnya.
Putri hanya menoleh sembari tersenyum lesu.
“Kamu sakit ya, kok lemah gitu sich”? TanyaLia
“Aku putus sama Eza, dia marah sama aku gara- gara aku bilang ke dia kalo diaudah nggak sayang aku lagi. Padahal aku cuma bercanda Li”.Putri menjelaskan
  Masa sich Eza semarah itu sampai harus mutusin kamu segala, mungkin kamu salah dengar atau salah baca sms dari Eza. Kata sayang kamu anggap putus”.Lia mencoba mengingatkan siapa tahu Putri salah.
Tapi tidak, Putri memang tidak salah membaca.Di situ jelas tertulis bahwa Eza menyampaikan kekecewaannya pada Putri karena menganggap Putri tak pernah percaya padanya dan Eza menyuruh Putri mencari laki- laki yang lebih baik darinya.
“ Udahlah, aku udah capek diginiin terus. Ini udah yang ketiga kalinya dia putusin aku dan aku juga punya batas kesabaran. Kalau kemarin aku mencoba untuk terus mempertahankan hubungan ini sekarang aku udah nggak peduli lagi sama dia, terserah dia mau putus ke’, mau nyebur ke laut ke’, aku udah nggak peduli”  ujarPutri dengan pasrah.
Lia menarik nafas panjang.Dalam hati, Liasangat menyayangkan perpisahan Putri dengan Eza.SetahuLia kedua temannya itu sudah berpacaran lama, hampir dua tahun.Dan bagi Liamereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi.
Bel pulang sekolah  Madrasayah Aliyah Mu’allimat Pancor berbunyi, Putri setengah berlari keluar dari kelas dua belas IPA , kelasnya. Ia ingin cepat- cepat pulang. Ia ingin menangis di kamar atau setidaknya bermain dengan Fardhan hanya sekedar untuk menghilangkan kegalauan di hati.
Fardhan adalah keponakan Putri. Ia berharap tingkah lucu dan menggemaskan  Fardhan yang baru berusia enam bulan itu bisa menghiburnya dan membuatnya tertawa. Selama ini Fardhan memang sering menghiburnya jika sedang bersedih.Melihat tawa Fardhan membuat Putri jadi senang.Bibirnya mungil memperlihatkan gusinya yang belum ada gigi satu pun.Aliskecilnya terangkat, dan suara gelak tawa kecilnya sungguh menghibur Putri. Ayah dan Ibu Fardhan bekerja di kantor sampai sore, karena itu Fardhan dititipkan di rumah Putri.
Di rumah, Putri menghabiskan waktunya dengan mengurusi si kecil Fardhan Mulai dari memberinya makan, memberi susu, dan menggendongnya jika Bibi Wati, bibi Putri sedang sibuk memasak di dapur.
KetikaPutri sedang asyik- asyiknya bermain dengan Fardhan, tiba- tiba satu sms datang.Putri membacanya, dari Kak Irwan
Putbesok jangan lupa ya kita ada janji untuk bertemu dengan Pak Gubernur guna membicarakan masalah dana seminar yang akan kita adakan...,
Putri membalas:
Emang siapa aja yang pergi Kak?
Pesan terkirim
Sebentar kemudian balasan datang:
Adik, Kakak, Eza, Nita, Lala,  sama Marwa. Oke ya??? Jangan sampai telat ya besok!
Putri menarik nafas dalam-dalam.Apa mungkin Eza mau bertemu dengannya?
Sejujurnya dalam hati Putri pun segan untuk bertemu dengan mantan kekasihnya itu. Tapi, ia juga malu kalau harus menolak tugas dari Kak Irwan hanya karena alasan pribadi. Putri bingung.Ia bimbang.
Satu-satunya jalan bagi Putri adalah menceritakan kepada Kak Irwan bahwa ia dan Eza sudah putus. Dengan begitu Putri berharap tidak bertemu dengan Eza hari ini.
Maaf Kak, kayaknya Eza nggak mungkin mau datang deh... dia pasti males ketemu sama saya.
Message sent.
Putri membaringkan tubuhnya di samping Fardhan.Handphonenya berbunyi. Pesan dari Kak Irwan
Emangnya kenapa dik???
Putri membalas:
Semalam saya baru aja dipitusin sama dia Kak.
Sepi.Tak ada balasan lagi dari Kak Irwan.Dalam hati Putri berfikir mungkinkah Kak Irwan marah padanya?
Tapi ini bukan salah Putri.Eza yang memulainya.
Lama menunggu balasan dari Kak Irwan Putri bosan, ia coba sekali lagi kirim sms pada Kak Irwan
Kakak sebaiknya cari aja deh teman yang lain buat pergi, saya khawatir Eza nggak mau pergi.
Sending message....., Message sent.
Handphone Putri berbunyi, seseorang menelepon. Kak Irwan. Putri angkat.
“Halo... Assalamu’alaikum  Kak?”
“Wa’alaikumussalam warahmatullah. Dik, biar Eza sama Kakak aja ya yang pergi. Motornya Cuma satu ni. Adik tunggu aja ya hasilnya?”Kata suara di seberang.
“Iya Kak”. Jawab Putri.
Telpon terputus.Putri kembali sendiri.Fardhan sudah di gendong Bibi Wati. Di luar suara Mama memanggil.
“Putri ada teman yang datang kok diem aja di dalam, kasihan ni temannya capek nunggu”. Suara Mama nyaring terdengar.
Putri bergegas ke luar, ternyata  Marwa. Sepertinya Marwa fikir mereka jadi pergi ke kantor gubernuran bersama Eza dan Kak Irwan
“Kita nggak jadi pergi Wa, Cuma Kak Irwan dan Eza yang pergi. Motor yang kita pakai ke sana nggak ada” .Putri memberitahu tampa diminta terlebih dahulu.
Marwa hanya mengangguk.
Mereka berdua berjalan beriringan ke kamar Putri. Di sanaPutri bercerita pada Marwa tentang ia dan Eza yang putus hanya gara- gara guyonan Putri. Marwa sesekali haya tersenyum sambil membalas sms yang terus berdatangan ke handphonenya.
“Mangkanya itu, aku jadi sebel sama dia” Putri mengakhiri ceritanya.
“Kalian berdua ya, besok juga pasti nyambung lagi”.Marwa hanya menjawab sambil tersenyum.
“Aku udah nggak mau lagi balikan sama dia. Udah terlalu sering dia kayak gini. Dulu dia putusin aku gara- gara alasan yang nggak jelas.Kedua kita juga hampir putus hanya karena aku mau kuliah ke luar negeri dan dia merasa takut sakit hati.Waktu itu aku masih berusaha sabar dan mencoba buat pertahanin hubungan kami.Aku bela-belain untuk ketemu sama dia Cuma agar dia tahu aku masih berharap kita bisa lanjut”.Putri bercerita dengan wajah hampir menangis.
“Dan sekarang, aku udah nggak tahan lagi. Aku udah capek diputusin terus. Aku nggak akan mau balikan lagi sama dia” sambung     Putri.
Marwa hanya bisa menjadi pendengar setia.
Usai menceritakan semuanya, Putri berkutat dengan laptopnya.Ia asyik bermain game hingga tak memperhatikan Marwa tertidur. Takut mengganggu Putri keluar dari kamar.Ia mencari Fardhan.
Sore hari Marwa mengajak Putri pergi ke taman kota. Setelah mandi dan  shalat Ashar  mereka berdua berjalan- jalan ke taman kota Bermi. Suasananya cukup ramai.Putri dan Marwa mengambil tempat di atas rerumputan di bawah poho jati.Tempat itu agak jauh dari keramaian.Baru saja mereka duduk tiba- tiba handphone Putri berbunyi, satu sms.
Kakak cepat datang ke ruang sekretariat”.
Dari Aris, adik kelas sekaligus ketua acara seminar yang akan di adakan Putri.
“Kita di suruh ke ruang sekretariatWa sama Aris. Kayaknya ada yang penting”.Putri menginformasikan pada Marwa.
Mereka berdua bergegas menuju ke ruang sekretariat.
Sesampainya di sana, Putri sedikit gugup. Ternyata Kak Irwan dan Eza ada di sana. Putri sebenarnya sedikit ragu untuk bertemu Eza hari ini, tapi dalam hati ia bertekad untuk mengakhiri semuanya dengan baik- baik.
Semuanya berawal dengan baik jadi kenapa harus di akhiri dengan tidak baik, begitu fikir Putri.Semangat Putri timbul kembali. Dalam hati ia bertekad untuk tetap menjadi Putri yang ceria dan humoris, inilah Afika Putri Mayumi.
Putr i kembali mengembangkan senyum, entah untuk siapa.Ia harus professional, seperti yang dikatakan Kak Irwan tempo hari. Masalah pribadi tak perlu di bawa- bawa. Bukankah sebelum berpacaran ia dan Eza adalah teman??? Jadi kenapa tidak itu semua dapat terjadi lagi.
“Assalamu’alaikum...” sapa Putri sambil menyalami tangan Kak irwan.
Salam Putri di jawab oleh mereka semua.Tapi Putri merasakan sedikit keanehan pada dirinya. Ia merasa sedikit kaku. Eza ada di sana, sedikit pun tak bergeming. Baru setelah melihat Marwa ia pun mendekati Marwa dan mengajaknya ngobrol.
“Gimana Kak hasilnya?”.Putri memulai pembicaraan.
“Rabu depan kita di suruh ke sana lagi” jawab Kak Irwan.
Putri mengerutkan alis. Sudah berkali- kali mereka datang ke kantor gubernuran hanya utuk mengurusi masalah dana seminar yang mereka adakan. Tapi sampai sekarang pun dana yang dijanjikan belum juga cair.
Dalam hati Putri berfikir apa mereka berniat membantu???
Apa sih pekerjaan mereka sampai sesibuk itu hingga sudah hampir satu bulan belum juga dana itu keluar???
“Kok diam aja? Katanya ada yang lagi bertengkar ya?”.Kak Irwan membuyarkan lamunan Putri.
Putri hanya menoleh seraya tersenyum.Sementara Eza masih tak bergeming sedikit pun di kejauhan bersama Marwa.
“Dik sini deh, Eza juga sini deket Kakak”. Kak Irwan mencoba mencairkan kebekuan  diantara mereka berdua.
Tapi tak ada yang bergeming.Hanya sepi.
“Kalian berdua ini masa mau putus sih? Padahal sudah hampir dua tahun kan pacarannya? Itu bukan waktu yang singkat, itu sebuah prestasi bisa sampai dua tahunan.” Kata Kak Irwan
“Tapi Kak, kalau harus di putusin sampai yang ketiga kalinya saya juga punya batas kesabaran. Orang cerai aja kalau sudah tiga kali nggak boleh langsung rujuk lagi. Baterai hati adik  rasanya udah soak Kak” ujar Putri ketus.
“Adik jangan berbicara begitu dong.” Kak Irwan mengingatkan Putri
“Iya Kak, jangan putus dong” sahut Salma, adik kelas Putri yang baru datang.
Tapi tekad Putri sudah bulat.Ia tidak mau dikira mengemis cinta dan terlalu berharap pada Eza. Dia juga punya harga diri.
Hingga azan magrib terdengar, masalah Putri dan Eza belum terselesaikan.Putri berniat pulang, tapi Kak Irwan melarangnya.
“Jangan pulang dulu, selesaikan masalah kalian.” ujar Kak Irwan.
“Kita cuma mau shalat kok di mushalla sebelah.” Jawab Putri.
“Ya udah, entar balik lagi ya?” kata Kak Irwan.
Putri hanya menangguk seraya menggandeng tangan Salma menuju ke mushalla.
Di mushalla orang- orang sudah selesai mengerjakan shalat magrib berjamaah.Jadi Putri dan Salma shalat sendiri- sendiri.Dalam sujudnya, Putri berdoa semoga saja semuanya tak berakhir buruk.
 Selesai shalat Putri sempatkan doa pada yang kuasa semoga kedua orang tuanya di beri keselamatan dan kesehatan serta ia di beri kemudahan dan kesuksesan. Usai shalat, Putri dan Salma kembali ke ruang sekretariat.Semuanya sudah menunggu.
“Adik duduk di samping Eza.” Kata Kak Irwan.
Putri menurut dan ia duduk di samping Eza. Keduanya terdiam.
“Sekarang selesaikan masalah kalian, jangan sampai semuanya berakhir dengan tidak baik.” Lanjut Kak Irwan
Putri hanya tersenyum kecut. Dalam hati ia benar- benar bingung tak tahu harus berkata apa- apa.
“Ayo sekarang bicarakan semuanya, mumpung masih ada kesempatan.Jangan sampai silaturrahmi kalian putus hanya karena kesalah fahaman” kata Kak Irwan.
“Ayo dek Putri sampaikan semuanya, dek Eza juga” Kak Irwan membujuk mereka.
“Iya kak, jangan putus dong” sahut Salma.
Eza menarik nafas dalam, kemudian berkata “ Dia kan udah ambil keputusan, katanya udah putus, udah bubaran”.
Putri ingin menangis.Ia kuatkan dirinya untuk tak mengeluarkan air mata di depan Eza dan semuanya.
“Ayo mangkanya, kalian bicarakan baik- baik sekarang.Kalau kemarin Putri menyimpulkan dari sms Eza bahwa kalian berdua putus. Tapi Kakak melihat di sana tidak ada kata-kata putus, hanya ungkapan kekecewaan dari Eza kalau adik Putri nggak pernah percaya sama dia” Kak Irwan mencoba menjernihkan permasalahan
“Ayo dik, jangan sampai adik menyesal. Kami semua yang akan jadi saksi adik bahwa adik telah  menyatakan perasaan masing- masing. Kakak melihat masih ada harapan di mata adik” Kak Irwan mencoba membujuk Putri
Tapi Putri tak angkat bicara.Ia ragu. Semuanya hening....
Tiba- tiba....,
“ Oke,kalau udah keputusannya kayak gitu terimakasih banyak . Cuma satu pesan saya tolong sampaikan salam saya sama Mama karena sudah memberi kepercayaan sama saya untuk bisa berhubungan dengan anaknya” Eza berkata dengan emosi seraya pergi
Terus keputusan adik bagaimana?” tanya Kak Irwan pada Putri
“Ya seperti keputusannya, kita berteman” jawab Putri dengan nada pasrah
Hati Putri benar- benar hancur.Ia hanya inginkan kata maaf dari Eza, tapi begitu sulit ucapan itu keluar dari mulut seorang Fahreza Maulana Ibrahim.
Putri sudah tak tahan.Ia ingin cepat- cepat pulang. Tapi tiba- tiba...
Krak!!!
Sesuatu pecah di kepala Putri.
Belum sepat menengok
Byurrr!!!
 Kembali lagi ia diguyur dengan air bercampur tepung. Dan setelah itu semua, serentak mengucapkan “Happy birthday” kepadanya.
Putri sempat bengong, namun akhirnya tak berselang berapa lama ia pun paham. Tak terasa Putri berteriak menangis.Ternyata semua pertengkaran dan yang lainnya hanya sandiwara.Eza Cuma berakting saja. Begitu juga dengan Kak Irwan, Marwa,Salma, Aris, dan yang lainnya.
“ Maaf ya sayang semuannya cuma sandiwara. Sebenarnnya aku udah tahu kok, tapi aku Cuma ingin kasih kejutan buat kamu.Met ultah ya...” ujar Eza sambil tersenyum.
Tapi Putri tak sempat merona bahagia mendengar kata- kata Eza, matanya perih kemasukan tepung.Ia menjerit- jerit.
“Air, air, air, mataku perih” teriaknya setengah menangis.
Eza dengan sigap menggandeng dan menuntunnya ke kamar mandi.
Putri lalu membasuh wajah dan kepalanya.Dari kejauhan Kak Irwan tersenyum.Putri ingin mengejar, tapi Eza mengajaknya pulang.
“Pulang yuk, nanti dibersihin di rumah” ujar Eza.
Putri menoleh.Iya mencubit Eza, mencekik lehernya.Putri benar- benar gemas dengan pacarnya itu.
“Tega banget sih?” kata Putri.
Eza hanya tersenyum. Sementara yang lain sibuk menggoda mereka dengan siulan.
“Selamat memulai kisah cinta yang baru ya, dengan masalah dan cerita yang baru juga” goda Kak Irwan
Putri dan Eza tersenyum sambil bergandengan tangan.
Hari ini, Putri benar- benar bahagia.ia cubit Eza sekali lagi ketika mereka dalam perjalanan pulang.
Eza meringis, Putri  hanyatertawa kecil melihatnya.
Sesampainya di halaman depan rumah, Putri pandangi wajah Eza. Mereka berdua terdiam.Tapi tiba- tiba Eza mencubit pipi Putri.
“Happy Birthday sayang, I love you so much” ujarnya.
Belum sempat Putri membalas Eza sudah membalik motornya dan pergi.
Putri sendiri di halaman, ia tersenyum. Hatinya berbunga- bunga.Ia benar- benar tak sangka semuanya ternyata adalah kejutan untuk hari ulang tahunnya kemarin.
“Thanks God” batin Putri
Putri masuk ke dalam untuk mandi dan memimpikan kisah indah hari ini.Cinta selalu menemukan rasanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pembuatan media dan sterilisasi